ALIRAN-ALIRAN DALAM PSYCHOLOGY

MATERI ALIRAN –ALIRAN DALAM PSIKOLOGI

 

 Image

 

 

 

DISUSUN OLEH

Sari Indah

Paroki BMV Katedral

PSIKOANALISA

 

Psikoanalisa adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi dan perilaku psikologi manusia. Aliran Psikoanalisa memiliki tiga penerapan antara lain:

1.    Suatu metoda penelitian dari pikiran

2.    Suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia

3.    Suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.

Dalam cakupan yang luas dari psikoanalisa ada setidaknya 20 orientasi teoritis tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan manusia. Berbagai pendekatan dalam perlakuan yang disebut “psikoanalitis” berbeda-beda sebagaimana berbagai teori yang juga beragam. Psikoanalisis Freudian, baik teori maupun terapi berdasarkan ide-ide Freud telah menjadi basis bagi terapi-terapi modern dan menjadi dan menjadi salah satu aliran terbesar dalam psikologi. Sebagai tambahan, istilah psikoanalisa juga merujuk pada metode penelitian terhadap perkembangan anak.

Aliran psikoanalisa Freud merujuk pada suatu jensi perlakuan dimana orang yang dianlisis mengungkapkan pemikiran  secara verbal, termasuk asosiasi bebas, khayal dan mimpi yang menjadi sumber bagi seorang penganalisis merumuskan konflik tidak sadar yang menyebabkan gejala yang permasalahan karakter pada pasien, kemudian pada pasien, kemudian menginterprestasikannya bagi pasien untuk menghasilkan pemahaman diri untuk pemecahan masalahnya.

Psikoanalisa menurut definisi modern yaitu (1) Psikoanalisis adalah pengetahuan psikologi yang menekankan pada dinamika, faktr-faktor psikis yang menentukan perilaku manusia, serta pentingnya pengalaman masa kanak-kanak dalam membentuk kepribadian masa dewasa, (2) Psikoanalisa adalah teknik yang khusus menyelidiki aktivitas kesadaran (bawah sadar), (3) Psikoanalisa adalah metode intepretasi dan penyembuhan gangguan mental.

Menurut Freud, psikis seseorang dipengaruhi oleh alam kesadaran dan ketidaksadaran/ bawah sadar. Beliau juga berpendapat bahwa proses kehidupan 6 tahun pertama seseorang mempengaruhi kehidupan selanjutnya. Misalnya keinginan yang dilarang pada masa kanak-kanak dalam keadaan bawah sadarnya tetap berpengaruh pada mimpinya.

Ada tiga sistem kepribadian dalam psikoanalisa adalah : id/es, Ego/ich, dan super ego/ uber ich.

Id adalah seperti adanya dorongan biologis  yang mengatur adalah pusat insting (eros dan tanatos). Dalam kepribadian ini hanya berprinsip pada kesenangan sendiri, naluri seks dan agresivitas.

Ego adalah menjembati tuntunan id dengan “realitas” dunia luar dengan rasional.

Super Ego adalah kepribadian yang menggunakan kata hati sebagai kontrol yang berhubungan dengan lingkungan sosial dan cenderung mempunyai nilai moral.

Intervensi khusus dari seorang penganalisis biasanya mencakup mengkonfrontasikan dan mengklarifikasi mekanisme pertahanan, harapan dan perasan bersalah. Melalui analisis konflik, termasuk yang berkontribusi, terhadap  daya tahan psikis dan yang melibatkan tranferens ke dalam reaksi yang menyimpang, perlakuan psikoanalisis dapat mengklarifikasi bagaimana pasien secara tidak sadar menjadi musuh yang paling jahat bagi dirinya sendiri: bagaimana raeksi tidak sadar yang bersifat simbolis dan telah distimulasi oleh pengalaman kemudian menyebabkan timbulnya gejala yang tidak dikehendaki. Terapi dihentikan atau dianggap selesai saat pasien mengerti akan kenyataan yang sesungguhnya, alasan mengapa mereka melakukan perilaku abnormal, dan menyadari bahwa perilaku tersebut tidak seharusnya mereka lakukan, lalu mereka sadar untuk menghentikan perilaku itu.

Psikoanalisa memiliki sebutan-sebutan lain yaitu (1) Psikologi dalam, karena menurut Freud penyebab neurosis adalah gangguan jiwa yang tidak dapat disadari, pengaruhnya lebih besar dari apa yang terdapat dalam kesadaran dan untuk menyelidikinya, diperlukan upaya lebih dalam, (2) Psikodinamika, karena Psikoanalisis memandang individu sebagai sistem dinamik yang tunduk pada hukum-hukum dinamika, dapat berubah dan dapat saling bertukar energi.

Menurut Sigmund Freud, perilaku manusia itu ditentukan oleh kekuatan irrasional yang tidak disadari dari dorongan biologis dan dorongan naluri psikoseksual tertentu pada masa enam tahun pertama dalam kehidupannya. Pandangan ini menunjukkan bahwa aliran teori Freud tentang sifat manusia pada dasarnya adalah deterministik. Namun demikian menurut Gerald Corey yang mengutip perkataan Kovel, bahwa dengan tertumpu pada dialektika antara sadar dan tidak sadar, determinisme yang telah dinyatakan pada aliran Freud luluh. Lebih jauh Kovel menyatakan bahwa jalan pikiran itu adalah ditentukan, tetapi tidak linier. Ajaran psikoanalisis menyatakan bahwa perilaku seseorang itu lebih rumit dari pada apa yang dibayangkan pada orang tersebut.

BEHAVIORISME

                  

Terapi perilaku [behavior therapy] dan pengubahan perilaku [behavior modification] atau pendekatan behavioristik dalam psikoterapi, adalah salah satu dari beberapa “revolusi” dalam dunia pengetahuan psikologi, khususnya psikoterapi. Pendekatan behavioristik yang dewasa ini banyak depergunakan dalam rangka melakukan kegiatan psikoterapi dalam arti luas atau konseling dalam arti sempitnya, bersumber pada aliran behaviorisme. Aliran ini pada mulanya tumbuh subur di Amerika dengan tokohnya yang terkenal ekstrim, yakni John Broadus Watson, suatu aliran yang menitik beratkan peranan lingkungan, peranan dunia luar sebagai factor penting di mana seseorang dipengaruhi, seseorang belajar. Pada abad ke-17, dunia pengetahuan Filsafat ditandai oleh dua kubu besar yakni kubu “empiricism” [physical science] dan kubu “naturalism” [biological science]. Pada akhir abad yang lalu, mempengaruhi lahirnya aliran behaviorisme dengan pendekatan-pendekatannya yang kemudian menjadi terkenal dengan terapi perilaku [behavior therapy] dan perubahan perilaku [behavior modification].

Para ahli psikologi behavioristik memandang manusia tidak pada dasarnya baik atau jahat.Para ahli yang melakukan pendekatan behavioristik,memandang manusia sebagai pemberi respons(responder),sebagai hasil dari proses kondisioning yang telah terjadi.

·         Dustin & George(1977),yang dikutip oleh George & Cristiani(1981),mengemikakan pandangan behavioristik terhadap konsep manusia,yakni:

      1.Manusia di pandang sebagai individu yang pada hakikatnya bukan individu yang baik atau yang jahat,tetapi sebagai individu yang selalu berada dalam keadaan sedang mengalami,yang memiliki kemampuan untuk menjadi sesuatu pada semua jenis perilaku.

      2. Manusia mampu mengkonseptualisasikan dan mengontrol perilakunya sendiri.

      3. Manusia mampu memperoleh perilaku yang baru.

      4. Manusia bisa mempengaruhi perilaku orang lain sama halnya dengan perilakunya yang bisa dipengaruhi orang lain.

      Ivey,et al(1987) mengemukakan bahwa pernah para pendukung pendekatan behavioristik merumuskan manusia sebagai manusia yang mekanistik dan deterministik,dimana manusia dianggap bisa dibentuk sepenuhnya oleh lingkungan dan sedikit memiliki kesempatan untuk memilih.Namun pendekatan behavioristik yang baru,menitikberatkan meningkatnya kebebasan dan pilihan melalui pemahaman terhadap dasar-dasar perilaku seseorang.

·         Corey(1991),mengemukakan bahwa pada terapi perilaku,perilaku adalah hasil dari belajar.Kita semua adalah hasil dari lingkungan sekaligus adalah pencipta lingkungan.tidak ada dasar yang berlaku umum bisa menjelaskan semua perilaku.karena setiap perilaku ada kaitanya dengan sumber yang ada di lingkungan yang menyebabkan terjadinya sesuatu perilaku tersebut.

·         Albert Bandura(1974,1977,1986) yang terkenal sebagai tokoh teori sosial-belajar,menolak suatu konsep bahwa manusia adalah pribadi yang mekanistik dengan model perilakunya yang deterministik.Pengubahan (modifikasi) perilaku bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seseorang agar jumlah respon akan lebih banyak.

P   Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturliasme Wundt. Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai objek studi dari psikologi dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Inti dari aliran ini adalah asumsi bahwa jiwa bukan materi sehingga tidak dapat diteliti secara langsung.

S